Gareth Bale dibeli Madrid dari Hotspur senilai 100 juta euro. Alias,
1,4 Triliun rupiah. Ini rekor pemain termahal di dunia, bahkan
Christiano Ronaldo yang dulu dibeli dari MU, 'hanya' dengan harga 94
juta euro. Paket 100 juta euro ini belum termasuk gaji Bale yang juga
ampun2an, lebih dari 14 juta euro per tahun. Mahal? Tentu saja mahal
kalau dibandingkan dengan gaji perawat misalnya. Gaji setahun perawat di
Eropa sana, hanya setara gaji 16 jam Gareth Bale. Jangan coba2
dibandingkan dengan gaji perawat di Indonesia, Bale hanya butuh 1 jam.
Saya tidak akan membahas soal perbandingan gaji-gaji ini, karena
tidak ada manfaatnya. Toh, bukan urusan kita rezeki orang lain. Saya
akan membahas transfer raksasa dunia ini agar orang2 punya sedikit ide,
bagaimana bisa uang sebanyak ini bisa bekerja.
Apakah Madrid punya uang 100 juta euro utk membayarnya? Punya.
Darimana mereka memperolehnya? Inilah menariknya bisnis raksasa
sepakbola. Ketika Bale tiba di Spanyol, dia harus melakukan pemeriksaan
medis. Tapi berbeda dari kelaziman yg cukup dilakukan di klinik klub,
ketika Bale datang, klinik/rumah sakit top di sana mengajukan diri agar
mereka terpilih. Dan menurut berita, jaringan klinik raksasa Sanitas,
membayar 10 juta euro atas hak tersebut--sekaligus diliput, dsbgnya.
Cling! bahkan belum main sekalipun, Bale sudah menghasilkan uang 1/10
dari harga belinya. Gila, kan? Belum lagi hak siar, sponshorsip, hak
nebeng ini, hak nebeng itu.
Kaos! Ini juga tidak kalah menarik. Bisa dipastikan, kaos resmi Bale
nomor 11 Madrid, akan terjual massif di sana. Dan jika satu kaos
dihargai 50 euro, Bale hanya cukup menjual 2 juta kaos saja utk
memperoleh 100 juta euro. Tidak otomatis impas, karena perlu dihitung
biaya produksi kaosnya, tapi itu angka yang dahsyat. Bahkan, pedagang
kaos tanah abang, pasar baru, yg tidak bayar royalti ke Madrid pun dpt
uang dari jualan kaos si Bale ini.
Bisnis sepakbola adalah bisnis gila. Hutang Madrid dan Barcelona itu
sama gilanya. Silahkan buka laporan keuangan mereka. Tapi mereka
santai2 saja. Mereka butuh pemain bintang agar penonton berbondong2
datang ke stadion. Magnet klub menguar kemana2, menarik sponsor. Penuh
sesak stadion mereka. Dan harga tiket di sana mahal sekali. Pertandingan
ecek-ecek saja minimal 20-30 euro, kalikan dengan kapasitas stadion
yang 80.000, maka sekali pertandingan Madrid meraih 2,4 juta euro. Belum
lagi kalau big match kayak lawan Persib Bandung, eh maksud saya
Barcelona, harga tiket bisa 80-100 euro.
Maka, dari sisi ini, membeli Gareth Bale semahal itu jadi lumrah
saja. Bahkan jika kasusnya ternyata si Bale ini gagal bersinar, tetap
masuk akal. Perlu dicatat, Madrid itu berkali2 gagal membeli pemain,
ternyata tidak sehebat yang diduga (gol, assist, dll tidak sebaik ketika
di klub sebelumnya). Owen, Kaka, dsbgnya, dsbgnya. Tapi tidak mengapa,
Madrid tetap impas bahkan untung. Karena ini hanya bisnis. Karena
itulah, hanya soal waktu, tahun-tahun depan, kita pasti akan dikejutkan
lagi dengan rekor transfer.
Nah, dari begitu banyak saga transfer musim ini, saya lebih suka
menyambut kabar gembira Oezil dibeli Arsenal. Ah, pintar sekali Opa
Wenger mencari pemain, di detik2 terakhir pula. Kalian harus tahu,
pemain nomor 10 Madrid telah pindah ke Arsenal, salah-satu tukang assist
paling brilian yg pernah ada. Saya selalu menyukai klub2 seperti
Liverpool, Arsenal, serta klub2 bang thoyib lainnya. 3 kali lebaran
bahkan lebih nggak pulang2, eh maksud saya juara2. Maka semoga musim ini
kompetisi liga Inggris semakin ketat. Bagi penonton seperti saya ini,
manfaat dari bisnis sepakbola tidak banyak, nggak ada yg masuk kantong
saya duit sebanyak itu, manfaatnya simpel: semakin banyaknya
pertandingan bola yang seru.
Karena sejatinya, yg paling seru bagi penonton adalah saat menonton
pertandingan bola itu. Bukan saat ribut berdebat, berantem, dsbgnya,
dsbgnya tapi malah kagak pernah nonton, hanya baca berita2 di website
saja
Keren banget hidup oziel yang membawa arsenal dipuncak klasemen
ReplyDelete