Wednesday, June 26, 2013

Jaga Hati yuuuk ......

Kalau saya menulis postingan :
 "Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri.
Sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap.
Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun.
Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta"


Lantas ada yang komen :
"Kalau begitu baiknya bilang saja kan ? walaupun menyakitkan"


Maka, kita telah kehilangan poin terpenting yang disebut 'hikmah belajar'.
karena poinnya adalah : maka tentu saja lebih baik sama sekali jangan memendam perasaan, galau, nggak jelas.

Lebih baik menyibukkan diri, terus belajar, terus memperbaiki diri, hingga suatu saat tiba masanya, semoga kisah perasaan kita berakhir baik.
Daripada capek memilih simpul, nungguin komen, reply, mending melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat, memperelok hati, perangai, mimpi-mimpi, cita-cita, dan sebagainya.

Terus belajar.
Iya kalau yang disana juga sama, boleh jadi yang ditungguin malah sibuk sama hal lain

ingat jagalah kehormatan perasaan :D

jaga hati, jaga rasa, maka perilaku kita akan terjaga....

laanjut »»  

Monday, June 24, 2013

pergi dan kehilangan

Tahukah kau
untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya,
justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan.

Misalnya kau pergi.
saat kau pergi,
seseorang baru akan merasa kehilangan,
dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan



kalau itu tidak terjadi,
maka memang bukan sesuatu yang spesial.
Tidak terbukti oleh waktu dan jarak.
laanjut »»  

Benda bernama perasaan

Perasaan adalah perasaan
meski secuil, walau setitik hitam ditengah lapangan putih luas
dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit
kehilangan selera makan
kehilangan semangat
hebat sekali benda bernama perasaan itu.

Dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap
padahal dunia sedang mendung
dan dikejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang


laanjut »»  

jangan lebay

jangan biarkan 'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter.
orang yang ingin kalian cari-cari perhatian toh tidak akan memperhatikannya.

Laki-laki yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan menumpahkan perasaanya di dinding jejaring sosial.
Terlihat sekali, lebayyyyy.....
ibarat air tumpah, itu justru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu.

Ada banyak cara lain menyalurkan perasaan.
misalnya bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa menerbitkan buku.

laanjut »»  

Urusan "GILA"

Di dunia ini, banyak orang mencintai seseorang yang bahkan bicara dengannya langsung lebih dari 5 menit sajapun belum pernah.....

Itulah kenapa urusan perasaan itu disebut 'gila'

Mungkin itu termasuk kalian, bukan ?

Diam-diam memendam perasaan.
Tapi tidak mengapa.
Bersabarlah.
menunggu.
besok lusa, jika tiba waktunya, benar caranya, dan berjodoh,

kalian bisa menghabiskan 50 tahun bersamanya.... :")
laanjut »»  

Thursday, June 20, 2013

P A G I

aku tahu, saat membaca tulisan ini....

di tempat kalian mungkin sedang siang, sore, atau boleh jadi malah malam hari.

selamat pagi..........

bagiku waktu selalu pagi
diantara potongan dua puluh empat jam sehari,
bagiku pagi adalah waktu paling indah.
ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan
ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengembang di persawahan hingga
nun jauh di kaki pegunungan.

pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi.
pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi
malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan.




#sunset bersama rosie
laanjut »»  

Wednesday, June 19, 2013

Busuknya Kebencian

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "permainan".
Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa--tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati, masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut ke mana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu, murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk ke manapun kita pergi. Itu hanya 1minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya ..."
laanjut »»  

ELANG DAN KALKUN



 
 

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman baik. Di manapun mereka berada, kedua teman itu selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.
Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!” Elang membalas, “Kedengarannya ide yang bagus.”
Mereka melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini.”
Ajakannya membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?” Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanan di sini. Tuan Petani memberikan apapun yang kami inginkan.” Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.
Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan”. Kalkun tambah bingung, “Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?” Sapi menjawab, “Tepat sekali! Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” Elang dan Kalkun menjadi syok berat. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.
Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang di sana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah kita bangun. Di samping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup.”
Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Tapi saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik.”
Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana ke depannya.
Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.
Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.
Sososo... hikmahnya adalah ketika kita menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, kita mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan kita. Dan kita akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi. Seperti pepatah kuno, “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”. SEMANGAT! ^__^

laanjut »»  

Tuesday, June 18, 2013

Hujan dan Kenangan


Hujan dan kenangan....
Hujan membawa aliran kisah
Hujan menggetarkan bumiku
Padahal ia hanya setitik air yang beraninya jatuh berombongan

Hujan dan kenangan
Hujan membawa aliran kisah
Cerita tak berujung ditepi jendela
Seperti masa kanakku
melihat lubang-lubang kecil berderet ditanah
itu bekas yang hujan tinggalkan

Hujan dan kenangan
hujan membawa aliran kisah
bersama jatuhnya hujan basahi bumi
bagaimana perasaan ini akan aku jelaskan ?
ah hujan.. kau teman romantis tak terkira

Hujan dan kenangan
hujan membawa aliran kisah
taukah kabarnya hari ini hujan ?
ataukah jangan-jangan kami sedang sama-sama terpaku
menikmati deraimu yang tak lerai..
meski pada dua jendela yang berbeda


Ah.... aku begitu menyukai hujan dengan segala kenangan yang ditinggalkannya..




*Makassar 18 Juni 2013 saat menanti dosen dikelas berteman hujan
laanjut »»